Blog Yang Dapat Memberikan Info-info Penting Mengenai Suku Batak

Tarian Adat Batak Mandailing Terlengkap Se-Indonesia

Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara

Suku Mandailing adalah salah satu suku adat yang ada di Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Mereka datang di bawah pengaruh Kaum Padri yang memerintah Minangkabau di Tanah Datar. Hasilnya, suku ini di pengaruhi oleh budaya islam. Suku ini juga tersebar di Malaysia, tepatnya di Selangor dan Perak. Suku ini juga memiliki keterkaitan dengan Suku Angkola.

Sebagai salah satu suku adat di Sumatera Utara, suku Mandailing juga memiliki beragam kesenian dan budaya tradisi. Salah satunya adalah tari tradisional. Berbagai jenis kebudayaan lokal di Kabupaten ini telah mengalami perubahan dan disesuaikan dengan norma-norma agama. Berikut ini adalah tarian tradisional yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara :

1. Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara - Tari Endeng Endeng



Tari Endeng-Endeng adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Tari Endeng-Endeng ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari-hari, serta ungkapan kegembiraan Naposo Nauli Bulung (Muda-Mudi) saat tertanam dan panen raya.

Dalam penampilannya, tari Endeng-Endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan.

2. Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara - Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung



Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung adalah merupakan jenis tarian Tor-Tor Sumatera Utara yang khusus di tarikan oleh pemuda-pemuda dan pemudi secara berpasangan. Penampilan tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung biasanya terdiri dari 3 penari wanita dan 3 penari pria, dibarisan terdepan (Na Isembar) adalah para anak gadis yang memiliki marga yang sama misalnya Nasution, maka dibarisan belakang (Pengayapi) adalah para pemuda yang (Harus) bermarga lain misalnya Lubis atau sebaliknya para anak gadis di barisan depan (Na Isembar) bermarga Nasution, sedangkan dibarisan belakang (Panyembar) harus bermarga Lubis atau marga-marga lain seperti Rangkuti, Pulungan, Matondang, Daulae, dan Batubara.

3. Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara - Guro-Guro Aron Terang Bulan


Tari Guro-Guro Aron adalah arena muda-mudi untuk saling kenal dan sebagai lembaga untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat. Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu alat untuk membudayakan seni tari agar dikenal dan disenangi oleh muda-mudi dalam rangka pelestariannya. Acar ini dilengkapi dengan alat-alat musik khas yakni : Sarune, Gendang (Singindungi dan  Singanaki) juga dari penganak.

4. Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara - Tor-Tor Tepak



Tor-Tor Tepak dilakukan pada saat upacara perkawinan Horja Godang Haroan Boru (Datangnya pengantin/ Horja Godang untuk perkawinan). Tortor Tepak adalah jenis tari persembahan atau tari pembuka untuk sidang adat pada masyarakat Mandailing yang dilaksanakan pada saat upacara perkawinan Horja Godang Haroan Boru, yang dilaksanakan selama tiga hari tiga malam, atau tujuh hari tujuh.

5. Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara - Sarama Datu



Dalam upacara ritual seperti Paturun Sibaso (Marsibaso) atau disebut juga pasusur begu, tarian Sarama diiringi oleh ensambel musik Gordang Sambilan, sedangkan penarinya satu orang yang dinamakan Sibaso, adalah tokoh Shaman dalam religi lama orang Mandailing yang disebut Si Pelebegu.

Di masa lalu, upacara ritual Paturun Sibaso diselenggarakan manakala pada suatu huta atau banua terjadi musibah besar seperti mewabahnya penyakit kolera dan musim kemarau atau sebaliknya musim penghujan yang berkepanjangan sehingga mengganggu aktifitas pertanian penduduk setempat, yang pada akhirnya akan menimbulkan kelaparan karena habisnya persediaan padi (beras) sebagai makanan pokok mereka. Untuk mengatasi Bala Na Godang (Bencana Besar) tersebut, mereka meminta pertolongan begu, yaitu roh-roh leluhur, melalui perantaraan Sibaso karena menurut keyakinan mereka dahulu hanya Sibaso inilah yang dapat berkomunikasi dengan begu.

Upacara ritual Paturun Sibaso dahulu dilaksanakan di alaman bolak (Halaman Luas) dari Bagas Godang (Istana Raja), yang dihadiri oleh Raja, Namora Natoras, Si Tuan Najaji (Penduduk Setempat) dan seorang tokoh supranatural bernama Datu yang sangat besar peranannya, terutama untuk memimpin pelaksanaan upacara-upacara ritual. Ketika itu, datu dipandang sebagai "Gudang Ilmu" karena ia memiliki berbagai macam kearifan tradisional (Traditional Wisdom) yang sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan hidup komunitas huta atau banua.

Dalam upacara ritual Paturun Sibaso disediakan makanan khusus untuk Sibaso, yaitu parlaslas, yang diletakkan di atas sebuah nampan antara lain berisi Garing (Ikan Jurung) yang dibakar dan Pege (Lengkuas), serta Ngiro (Air Nira) di dalam Tanduk Ni Orbo (Wadah yang terbuat dari tanduk kerbau). Setelah Gordang Sambilan dimainkan dengan Gondang (Repertoar Musik) khusus bernama Mamele Begu, Sibaso pun menari-nari dan kemudian mengalami kesurupan (Trance). Dalam keadaan kesurupan ini, Sibaso meminta makan dan minum. Setelah makan dan minum, Sibaso kembali menari-nari. Tidak lama kemudian, sang Datu menghampiri Sibaso untuk memberitahukan adanya suatu peristiwa Bala Na Godang (Musibah Besar) yang sedang melanda penduduk dan memohon kepada Sibaso agar berkenan menanyakan apa penyebab dan bagaimana solusinya kepada begu karena pemduduk sudah tidak mampu lagi untuk mengatasinya. Setelah itu, Sibaso memberitahukan apa penyebab dan bagaimana caranya mengatasi musibah besar itu kepada sang Datu. Setelah itu, Sibaso pun terjatuh, lalu tidak sadarkan diri (Pingsan). Beberapa saat kemudian ia pun sadar kembali seperti semula, yakni keadaannya sebelum upacara ritual tersebut dimulai.


Batak | Cerita Batak | Sejarah Batak | Batak Pakpak | Batak Toba | Batak Karo | Batak Mandailing | Batak Simalungun | Batak Angkola | Sejarah Batak | Lagu Batak | Perkawinan Batak | Pernikahan Batak | Adat Batak | Tentang Batak | Foto Batak | Tarian Batak | Pakaian Batak | Ulos Batak | Artikel Batak | Kami Batak

Tidak ada komentar

close
Agen Poker Online Terpercaya Di Indonesia