Batak Pak-Pak
Mengenai Suku Batak Pak-Pak |
Masyarakat suku Batak Pakpak secara tradisional wilayahnya disebut juga Tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak secara adat terbagi atas lima wilayah adat, yaitu :
1. Simsim (Di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat)
2. Keppas (Di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat)
3. Pegagan (Di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat)
4. Kelasen (Di Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan Manduamas
dan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah)
5. Boang (Di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam)
Ke 5 wilayah diatas secara tradisional disebut sebagai Tanoh Pakpak, yang walaupun berbeda wilayah, tapi secara tradisional adat pada dasarnya tidak terpisah satu sama lain, selain itu semua daerah administrastifnya masih berbatasan langsung.
Dalam masyarakat suku Batak Pakpak, terdiri dari 2 kesatuan komunitas terkecil, yaitu :
1. Lebuh merupakan bagian dari Kuta yang dihuni oleh klan kecil
2. Kuta adalah gabungan dari Lebuh-lebuh yang dihuni oleh suatu klan besar (marga) tertentu.
Jadi setiap Lebuh dan Kuta dimiliki oleh klan atau marga tertentu dan dianggap sebagai penduduk asli, sementara marga di luar marga dikategorikan sebagai pendatang. Sistem kekerabatan orang Batak Pakpak menganut prinsip patrilineal dalam memperhitungkan garis keturunan dan pembentukan klan (kelompok kerabatnya) yang disebut marga. Dengan demikian berimplikasi terhadap sistem pewarisan dominan diperuntukkan untuk anak laki-laki saja. Bentuk perkawinannya adalah exogami marga, artinya seseorang harus kawin diluar marganya dan kalau kawin dengan orang semarga dianggap melanggar adat karena dikategorikan sumbang (incest).
Bahasa Pakpak ini merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia, yang termasuk dari salah satu cabang dari rumpun bahasa Batak. Bahasa Batak Pakpak memiliki kekerabatan dengan bahasa Batak Karo, tapi bahasa Pakpak juga banyak mirip dengan bahasa Batak Toba. Pemakai bahasa Pakpak sendiri mengalami penurunan diakibatkan banyaknya arus pendatang di luar suku Pakpak yang memasuki wilayah mereka.
Para generasi muda semakin enggan menggunakan bahasa Pakpak dalam pergaulan sehari-hari, Perkimpoian dengan suku di luar suku Pakpak, serta pengaruh bahasa-bahasa dari para pendatang turut mempengaruhi kelestarian bahasa Pakpak. Sepertinya hal ini perlu mengalami perubahan yang berarti agar bahasa Pakpak tidak hilang di daerahnya sendiri.
Dalam bahasa Batak Pakpak ada suatu ucapan khas, yaitu "Njuah-Njuah" yang berarti "semoga sehat selalu". Marga-marga Pakpak, secara keseluruhan : Anak Ampun. Angkat, Bako. Bancin, Banurea, Berampu, Berasa, Berutu, Bintang, Boang Manalu, Capah Cehun, Cibro, Cibero Penarik, Gajah, Gajah Manik, Goci, Kaloko, Kabeaken, Kesogihen, Kombih, Kudadiri, Kulelo, Lembeng, Lingga, Maha, Maharaja, Manik, Manik Sikettaang, Manjerang, Matanari, Meka, Mucut, Mungkur, Munte, Padang, Padang Batanghari, Pasi, Pinayungen, Simbacang, Simbello, Simeratah, Sinamo, Sirimo Keling, Solin, Sitakar, Sagala, Sambo, Saraan, Sidabang, Sikettang, Simaibang, Tendang, Tinambunan, Tinendung, Tinjoan, Tumangger, Turuten, Ujung.
Batak | Cerita Batak | Sejarah Batak | Batak Pakpak | Batak Toba | Batak Karo | Batak Mandailing | Batak Simalungun | Batak Angkola | Sejarah Batak | Lagu Batak | Perkawinan Batak | Pernikahan Batak | Adat Batak | Tentang Batak | Foto Batak | Tarian Batak | Pakaian Batak | Ulos Batak | Artikel Batak | Kami Batak
Post a Comment